KOMPAS.com – Kylian Mbappe, pemain bintang yang baru saja bergabung dengan Real Madrid, mengungkapkan betapa sulitnya keputusan untuk meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG). Transfer Mbappe ke Madrid terjadi setelah kontraknya dengan PSG berakhir pada musim panas 2024. Statusnya saat itu sebagai pemain bebas transfer membuat kepindahannya menjadi salah satu momen paling dinanti dalam dunia sepak bola.
Di musim pertamanya bersama Los Blancos, Mbappe langsung memberikan dampak signifikan dengan membantu tim meraih Piala Super Eropa 2024 dalam debutnya. Tak hanya itu, ia juga berkontribusi dalam kemenangan tim di Piala Interkontinental 2024. Namun, kesuksesannya tak lepas dari kritik. Meski telah meraih berbagai trofi, performanya dinilai belum konsisten oleh sejumlah pengamat. Bukan keputusan mudah Mbappe mengakui bahwa keputusan untuk meninggalkan PSG bukanlah hal yang mudah. Bila Real Madrid tidak meminati dirinya, dia kemungkinan selamanya berlabuh di PSG.
Selama tujuh musim di PSG, Mbappe mencatat lebih dari 300 penampilan dan mencetak lebih dari 256 gol, serta memberikan 108 assist.
Prestasinya membawa klub meraih 14 gelar juara, termasuk enam gelar Liga Prancis, menjadikannya sebagai pemain tersubur dalam sejarah klub. Ia bahkan melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh Edinson Cavani yang mencetak 200 gol. Meskipun kini mengenakan jersey Real Madrid, Mbappe tetap menyimpan rasa cinta untuk PSG. Dia menyebut kebersamaannya bersama PSG selama tujuh musim sebagai sebuah kehormatan. “Saya selalu mengatakan bahwa PSG adalah klub terbesar di Prancis dan salah satu yang terbaik di dunia,” ujar dia saat tampil di BeIN Sports’ Be United.